Cinta Saja Tak Cukup


Hidup ini selalu berbicara tentang pilihan. Tiap pilihan yang diambil adalah keputusan yang terbaik menurut kita.
Menikah dengan orang yang kita cintai atau tidak adalah pilihan. Namun, mencintai orang yang telah menikah dengan kita adalah keniscayaan.
Cinta, sering orang mengatakannya sebagai energi kehidupan. Jika tak ada cinta, hidup berlalu seperti air yang mengalir entah ke mana. Ibarat masakan tanpa garam. Hambar.
Karenanya, cinta sebagai asupan bagi tubuh kita jangan disepelekan. Tanamlah ia dengan akar yang kokoh. Iman. Hingga lesakannya mampu seimbangkan nada cinta. Semailah ia dengan buah yang ranum. Karakter. Hingga lezatnya dapat warnai cinta.
Milikilah iman dan karakter untuk mengiringi cinta yang suci. Yang indah dan mengindahkan. Yang membahagiakan dirinya dan diri orang yang dicintai.
Ini kunci sebuah pernikahan.
Cinta adalah energi. Namun tanpa iman, energi ini akan negatif, ibarat sampah yang kian membusuk. Jika tanpa karakter, cinta akan mati, dan keegoisan menjadi sebab kematiannya.
Cintailah suami dengan segenap kelebihan dan kekurangannya. Karena iman ini menuntun untuk mencinta sosok yang banting tulang menafkahi kita.
Cintailah ia dengan kelembutan sanubari.
Perangai kita adalah penyejuk bagi suami.
Dan penyemai cintanya ada pada karakter kita yang sentiasa anggun bak permaisuri.
Membangun keluarga dengan cinta adalah sebuah keniscayaan. Adalah wajib menanamnya dengan iman kuat, dan menyemainya dengan karakter yang menentramkan.[]
Crafty Rini Putri, dalam Giveaway @supermomwannabe

0 komentar: