Pijar di Tengah Gulitanya Malam

Dalam relung yang terguncang..
Hari-hari ini begitu melankolis
Muak dengan kehidupan kapitalis!
Muak dengan kemunafikkan dunia!

Ada antrian panjang di busway
yang mengundang suara keras memekakkan
Ada para pendidik yang mengajar demi uang, demi uang!
mengorbankan pelajar dalam kesakitan, walau untuk kata sekulerisasi!
Ada pejabat negeri yang sarat kepentingan
menyusun program hanya untuk turunnya tender, lagi-lagi uang!
Di samping jutaan rakyat, yang untuk makan saja, ia mengais sampah

Kemewahan versus kemelaratan.
Ironi yang tak terkikis oleh waktu..

Lalu para ayah pulang kerja membawa kepenatan
Isteri yang menyibuki diri dengan rumpian ala silet
Anak-anak pun merengek meminta jajan, meminta dibelikan hp, ipod, laptop.
Rumah bumerang, di luar pun perang.




Kapankah kenistaan ini terhenti..
oleh sebuah kalimat tinggi
dengan kata perjuangan suci
lewat tangan-tangan yang mampu memikulnya dengan erat
layaknya bara api yang digenggam.
panas! dan membakar!!


Ia terbang di atas kubangan lumpur
Kemilau cahaya dalam kegelapan

Bukan untuk pelejitan aktualisasi diri
Atau retorika basi

Ia bergerak, di depan,
Mengambil bagian dalam perubahan
dengan lantang tegar berdiri, menghalau segala kerusakan
berteriak TAKBIR!!!
 

 4 Februari 2012

0 komentar: