Berlinang Air Mataku Saat Sesuap Nasi Bungkus Itu Ia Makan dengan Lahapnya



Setiap kehidupan manusia, tak pernah lepas dari beragam ujian, ringan hingga teramat berat. Ujian demi ujian yang melengkapi hidup itu bukanlah sesuatu yang tak terencana. Walau tak mampu manusia memprediksinya, tapi Allah Yang Maha Kuasa telah menyusunnya.

Karenanya ketika ada yang tak suka bahkan benci dengan cobaan, sejatinya bukan karna cobaan itu yang buruk, tapi karena sikap orang yang menghadapinya. Maha benar Allah yang telah berfirman,


"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu amat baik bagimu. Dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah yang paling mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui." (QS. Al-Baqarah : 216)


Baru-baru ini, Jakarta dikepung oleh banjir. Siapa yang suka banjir? Air menggenang seperti kolam, hingga bisa leluasa berenang? Tentu bukan itu yang terfikir oleh orang-orang yang menghadapi cobaan banjir. Melainkan, mereka akan berfikir, setelah ini bagaimana dan bagaimana? Apakah banjir akan datang lagi esok hari? Apakah lebih besar? Kapan ini berakhir?

Bagi sebagian warga Jakarta yang terbiasa mendapat 'kiriman' banjir dan tidak terlalu parah apalagi orang 'berduit', mereka bersikap biasa-biasa saja. Bahkan terkesan acuh tak acuh. Namun mereka yang rumahnya terendam banjir, lantas menganga ketika sebagian besar barang-barang di rumahnya yang tidak seberapa itu lenyap dimakan banjir, tentu akan terasa teramat sesak.

Maka bersyukurlah Anda. Bersyukurlah kita. Masih bisa makan, mandi, mencuci, dan bahkan masih bisa mengaji bekerja dengan nyaman. Bersyukurlah...

Karena ada di suatu daerah, yang tempatnya terletak di pedalaman Jatinegara. Bagian dalam, di sebuah daerah bernama tanah rendah. Ketika memasuki area itu, kita akan menemukan mata-mata yang tak tidur karna was-was, yang menahan lapar hingga melamun, yang ketika bantuan makanan datang dari sebuah posko, mereka langsung menyerbunya, dan berkata, "Alhamdulillah.. yes, ayam!"

Mungkin di antara kita biasa makan ayam, tapi mereka? makan nasi pun, pasti sudah bersyukur...
Lantas di sudut-sudut rumah kita akan melihat, mereka yang berjejer duduk langsung menyantap makanan yang diambilnya dari posko, dengan tangan yang tak tahu sudah dicuci atau belum, dengan wajah yang sangat berbinar.

Pernahkah kita membayangkannya???

0 komentar: